Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menantu Dewa Obat ~ Bab 17

    



Bab 17

Mengapa?

Hanya ada satu kata ini yang langsung muncul di hati orang-orang yang berada di ruangan itu!

Mengapa hanya keluarga Reva dan Nara yang berhak ke lantai sembilan?

“Direktur Shim, apakah anda telah melakukan kesalahan?” Kesya berkata dengan cemas: “Reva ini adalah menantu yang tidak berguna menikah kedalam keluarga kami dan kakekku adalah ketua dari perusahaan Grup Shu. Reva dan Nara ini bukan apa – apa, atas dasar apa mereka boleh naik ke lantai sembilan?”

Tommy juga merapikan pakaiannya. Menurutnya, jika Austin ingin mengundang keluarganya seharusnya dialah yang dipanggil karena dia adalah kepala keluarga Shu.

Pada saat yang sama, Tommy tampak kesenangan.

Jika dia benar-benar diundang ke lantai sembilan maka akan semakin membuat dia bergengsi. Teman-teman lamanya yang paling – paling hanya dapat sampai di lantai tujuh, terus membual tentang hal itu sepanjang hari.

Jika dia bisa pergi ke lantai sembilan dan menghadiri perjamuan Austin, itu akan cukup baginya untuk membual dan membanggakan hal itu sepanjang hidupnya.

Tidak hanya itu, keluarga Shu juga akan menjadi keluarga besar di Kota Carson!

“Lancang!” Kenji Shim mengangkat tangannya dan menampar Kesya.

Kesya tercengang oleh iamparan itu dan berkata dengan cemas, “Kau … kau berani menamparku?”

“Memangnya kenapa? Kau tidak setuju?” Kenji Shim bertanya dengan dingin.

Kesya membuka mulutnya lebar-lebar dan tidak berani berbicara. Dia adalah gadis sulung dari keluarga Shu dan berani sombong dan arogan hanya di depan Nara dan Reva.

Tetapi di depan Kenji Shim dia tak berarti apa – apa.

Tidak apa-apa jika dia bersikap kasar dengan orang lain tetapi bersikap kasar di depan Kenji bukankah itu sama saja dengan mencari mati?

Kenji berkata dengan dingin, “Segera minta maaf kepada tuan Lee dan nona Shu, jika tidak, aku akan merontokkan gigimu!”

“Aku… aku minta maaf padanya?” Kesya tampak sangat cemas. Dia selalu menghina Reva, tetapi sekarang Kenji memintanya untuk meminta maaf kepada Reva itu seakan – akan ingin membunuhnya.

“Kakek!” Kesya memandang Tommy dan berharap kakeknya untuk maju membelanya

“Uhuk.. uhuk…” Tommy maju selangkah dan tersenyum: “Direktur Shim, orang tua ini adalah ketua dari perusahaan Grup Shu..”

“Aku tidak peduli siapa kau!” Kenji menyela Tommy tanpa basa-basi: “Aku sedang berbicara dengannya? Kau tak perlu menyela! Apakah kau ingin dipukul juga!”

Raut muka Tommy tampak berubah. Dia setidaknya telah berusia tujuh puluh tahun. Sedangkan Kenji hanya beberapa dekade lebih muda darinya. Dimarahi Kenji seperti ini, mau taruh dimana mukanya?

Tetapi dia juga tidak berani marah pada Kenji Shim.

“Reva, semua adalah keluarga sendiri mengapa malah membuat semua ini menjadi tidak menyenangkan!” Tommy berkata dengan dingin, “Kau beri tahu direktur Shim bahwa Kesya tidak bermaksud dan berniat jahat jadi tidak perlu meminta maaf!”

“Ya, Reva, itu semua masalah sepele saja, untuk apa dipermasalahkan? Kau meminta maaf kepada Kesya dan lupakan ini semua!” Axel dengan cepat mengikuti.

Alina juga mengangguk-angguk. Ini adalah waktu terbaik untuk meredakan hubungannya dengan Tommy

Dan terkait dengan Reva, apakah penting menjaga imejnya?

Kesya melirik Reva dengan bangga. Dengar tidak? Bahkan ayah mertuamu saja meminta kau untuk meminta maaf kepadaku!

Ingin membuat gadis sepertiku meminta maaf kepadamu? Jangan mimpi!

Wajah Reva tampak dingin. Pada saat ini, kau mulai mengakui tentang keluarga sendiri.

Ketika Kesya menghinaku, apakah kau memikirkan tentang keluarga sendiri? Ketika kau meminta istriku untuk menemani manajer Kim itu, pernahkah terpikir dia juga masih keluarga sendiri?

Nara tiba-tiba berkata: “Kakek, apakah kau sedikit pelupa? Kami sekeluarga telah diusir dari keluarga Shu olehmu sejak lama. Bagaimana kau bisa mengatakan itu?”

Hati Reva menghangat Pada saat kritis seperti itu Nara masih melindunginya. Tetapi ini juga benar-benar menyinggung keluarga Shu.

“Nara, jangan asal bicara!” Kata Axel dengan panik.

 “Nara!” Tommy menggertakkan giginya dan meraung: “Apakah kau ingin melepaskan diri dari keluarga Shu sepenuhnya? Kalau begitu mulai sekarang, kau bukan lagi anggota keluarga Shu. Oh ya, kurasa kau juga tidak mampu membayar tiga juta dolar itu sekarang. Xavier, hubungi polisi!”

Begitu Xavier mengeluarkan ponselnya, Kenji langsung menampar wajahnya.

“Tiga juta dolar kan?” Kenji melambaikan tangannya dan orang di sebelahnya berlari dengan dua buah koper.

Kenji melemparkan koper ke tanah: “Di dalam sini ada tiga juta dolar, ambillah!”

Koper itu dibuka dan isinya penuh dengan tumpukan uang seratus dolar. Begitu penuh. Mungkin ada lebih dari tiga juta dolar!

“Kau …” Tommy tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejui. Apakah Kenji benar-benar sedang membantu Nara?

“Direktur Shim, perusahaan Grup Shu telah banyak bekerja sama dengan Grup Shim.” Tommy berbisik: “Nara bukan lagi anggota Grup Shu, mengapa … mengapa kau malah seakan merusak kerja sama kita demi orang luar…”

“Jika kau tidak mengatakannya aku malah sudah lupa!” Kenji segera berkata: “Mulai sekarang, kerja sama antara Grup Shim dan Grup Shu semuanya dihentikan!”

Tommy sangat panik. Begitu tidak ada kerja sama dengan Grup Shim lagi maka Grup Shu pasti akan runtuh.

“Direktur Shim, aku… aku tidak bermaksud seperti itu …” Tommy begitu cemas dan tiba-tiba menunjuk ke Kesya: “Mengapa kau hanya berdiri diam saja? Mengapa kau tidak bergegas dan meminta maaf kepada Reva?!”.

“Kakek …” Kesya hampir menangis. Dia benar-benar tidak mau menundukkan kepalanya terhadap Reva.

“Segera minta maaf, jika tidak, kau akan kukeluarkan dari keluarga Shu!” Tommy meraung.

Kesya bergidik ketakutan. Bagaimanapun juga dia adalah gadis sulung dari keluarga Shu. Bagaimana mungkin dia rela melepaskan semua martabat dan kekayaan ini?

“Reva, maaf..maafkan aku …” Suara Kesya terdengar seperti suara nyamuk.

“Suaramu begitu kecil, siapa yang dapat mendengarnya?” Kenji berkata dengan dingin, “Jika kalian tidak benar-benar tulus maka tak perlu minta maaf. Tommy, bersiaplah untuk mengakhiri kontrak!”

“Direktur Shim, jangan marah.” Tommy sangat cemas. Dia mengangkat tangannya dan menampar Kesya dua kali lalu berkata dengan marah, “Bicaralah lebih keras!”

Wajah Kesya memerah dan sambil menangis berkata, “Reva, maafkan aku …”

Kenji memandang Reva dan berkata dengan hormat, “Tuan Lee, jika anda tidak puas, anda dapat memintanya untuk terus meminta maaf sampai anda merasa puas!”

Air mata mengalir dari mata Kesya. Jika dia harus terus meminta maaf kepada Reva di depan publik. Bagaimana dia harus hidup nantinya?

“Reva, kau…kau jangan keterlaluan..” Xavier tak tahan untuk berkata.

“Awalnya aku memang berencana untuk membiarkannya berhenti. Tetapi karena kau berkata begitu, maka mari kita lanjutkan.” Reva melambaikan tangannya: “Aku belum puas.” ;

“Dengar tidak? Belum puas, lanjutkan untuk meminta maaf!” Kenji berkata dengan keras: “Sambil meminta maaf sambil tampar wajahmu sampai tuan Lee merasa puas!”

“Aah?” Mata Kesya melebar.

Mengapa? Tidak mau?” Raut wajah Kenji berubah dan tampak semakin dingin: “Tommy, batalkan kontraknya!”

Tommy sangat marah sehingga dia hampir muntah darah dan dengan cepat berkata: “Kau tak mendengar kata direktur Shim kah? Tampar mukamu dan minta maaf!”

Kesya menangis lalu menampar wajahnya sendiri sambil menangis dan terus meminta maaf kepada Reva.

Pada saat yang sama, Kesya menatap Xavier dengan galak. Jika bukan karena Xavier terlalu banyak bicara, bagaimana mungkin dia menanggung semua perlakuan ini?

Kenji Shim: “Tuan Lee, maaf telah membuatmu dianiaya. Lebih baik kita naik ke atas dulu?”

“Aku khawatir aku belum bisa pergi,” ucap Reva dengan lembut.

– Kenji tampak terkejut: “Ada apa?”

Reva memandang Manajer Kim yang berdiri di antara kerumunan dan berkata dengan lembut, “Manajer Kim ini.. dia ingin istriku masuk ke kamar pribadi hanya berdua dengannya untuk membahas kerja sama.”

“Dia juga mengatakan bahwa jika masalah ini tidak dapat diselesaikan hari ini, makan kami tidak dapat meninggalkan tempat ini!”

 

Bab Lengkap

Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 17"