Menantu Dewa Obat ~ Bab 22
Bab 22
Tadi malam, Reva sengaja berpesan
kepada Austin agar mengumumkan ke publik bahwa Reva menggunakan sejenis obat
untuk menyembuhkan putrinya.
Tommy, Hana dan orang-orang lainnya
yang mendengar berita itu langsung mengira bahwa itu pasti obat-obatan yang
sedang dikembangkan oleh perusahaan mereka.
Obat itu sudah ada dua tahun yang
lalu tetapi tidak lolos uji coba jadi penelitian juga tidak dilanjutkan lagi.
Tetapi itu tidak penting. Yang
menjadi masalah adalah obat ini telah menyembuhkan putri Austin
Dengan kata lain, semua penghargaan
di lantai sembilan tadi malam seharusnya menjadi milik keluarga mereka yaitu
keluarga Shu.
Tetapi akhirnya malah semua itu
dirampas oleh Reva dan keluarganya.
Ketika keluarga Shu mendengar tentang
ini mereka lansung meledak marah. Tommy segera memutuskan untuk membuat Reva
dan keluarganya membayar dengan mahal masalah ini!
Setelah menjawab panggilan telepon
dari Tommy, Axel tampak menggigil ketakutan.
“Reva, kau … kau benar-benar hebat.
Lihatlah sekarang kau membuat kami semua dalam masalah!” Mata Alina memerah:
“Jika kau ingin cari mati, kau pergi sendiri saja. Mengapa kau ingin menyeret
kami masuk juga?”
“Reva, dengan menghancurkan keluarga
kami kau baru merasa puaskah?” Hana berkata dengan marah.
Nara berdiri di samping Reva.
Wajahnya juga terlihat kusut.
Sebagai eksekutif senior perusahaan
dia sangat menyadari keseriusan masalah ini. Begitu ada masalah besar, Reva pasti
akan dipenjara!
“Reva, kali ini, kau benar-benar
terlalu gegabah!” Nara menghela nafas.
“Ini bukan gegabah, ini adalah
sesuatu yang hanya akan dilakukan orang bodoh!” Axel menggebrak meja: “Reva,
katakan padaku, bagaimana kau akan menyelesaikan masalah ini?”
“Ini bukan masalah besar.” Reva
tersenyum ringan: “Jangan khawatir, aku akan menyelesaikannya!”
Alina: “Kamu menyelesaikannya? Kamu
menyelesaikannya dengan bacotmu?”
“Reva, tak masalah jika kau ingin
terlihat keren. Tetapi kenapa kau sekarang malah belajar untuk membual juga?
Kau dan Austin, kalian berdua sudah lunas satu sama lain. Kau pikir dia masih
akan membantumu?”
“Keluarga Shu akan pergi ke
pengadilan untuk menuntutmu. Hal semacam ini jika dibiarkan akan semakin rumit
dan keluarga kita akan semakin sulit dan menderita!”
“Dosa apa yang telah diperbuat oleh
keluarga kita sebenarnya? Mengapa bisa mempunyai menantu tak berguna seperti
dirimu? Kau tak ada kemampuan apa-apa sama sekali, hanya bisa menciptakan
masalah saja. Ya Tuhann, harus bagaimana ini…”
Alina menangis seperti tikus.
“Cukup!” Axel berteriak dengan marah,
“cari penyelesaiannya dulu!”
“Bagaimana caranya?” Alina berkata
dengan marah, “Memangnya kau tidak mengenal ayahmu?”
“Aku …” tiba-tiba Axel tertegun, dia
teringat bahwa ayahnya tidak memikirkan tentang persaudaraan ataupun hubungan
darah apa pun.
“Sebenarnya masalah ini bukannya tak
bisa diselesaikan…” ujar Hana tiba – tiba.
“Tetapi?” Alina bertanya dengan
panik.
Hana memandang Reva dan berkata
perlahan, “Jika saja Reva mau melakukan dan menanggung semua ini maka keluarga
kita akan bebas dari tuntutan ini.”
“Hanaa, apa yang kau bicarakan!” Nara
menegurnya.
“Kurasa dia benar!” Mata Alina tampak
berbinar: “Ya benar sekali, dia yang mencari masalah ini, apa hubungannya
dengan keluarga kita? Reva, pergi dan berserah dirilah. Kau harus bertanggung
jawab atas masalah ini!”
“Maa!” Nara terlihat semakin panik,
“Bagaimana bisa kau berbuat seperti ini?”
“Memangnya kenapa?” Alina berkata
dengan marah, “Memangnya aku salah? Kita kan memang tidak tahu menahu mengenai
perbuatannya itu, apa hubungannya dengan keluarga kita? Mengapa keluarga kita
harus terlibat bersamanya?’
Wajah Nara memerah karena marah:
“Lalu … lalu ketika kalian semua pergi ke lantai sembilan tadi malam, mengapa
kalian tidak mengatakan jika itu semua tidak ada hubungannya dengan kalian? Dan
satu lagi, kalian semua mengambil mobil dan jam tangan Reva juga jadi kalian
juga tidak dapat melepaskan diri dari masalah ini!”
“Semalam kami sama sekali tidak
mengetahui tentang hal ini. Mengenai masalah mobil dan jam tangan ini…” Axel
terlihat sedikit tidak rela: “aku kembalikan padanya saja.”
“Apanya yang dikembalikan?” Alina
berkata dengan kencang, “Dia sudah lama makan dan minum di rumah kita dengan
gratis. Dia telah berutang begitu banyak kepada keluarga kita. Mobil dan arloji
ini anggap saja sebagai bayarannya kepada kita. Reva, kau katakan sendiri,
tidakkah kau seharusnya berkorban untuk keluarga ini?”
Reva merasakan perih di hatinya.
Mereka tidak hanya ingin dia bertanggung jawab dan masuk penjara tetapi juga
ingin mendapatkan keuntungan dari dirinya.
Perangai dan sifat mertuanya benar –
benar sudah berada di luar nalarnya.
“Reva, kau tak perlu khawatir!” Nara
meraih lengan Reva dan berbisik, “Aku tidak akan membiarkanmu melewati ini
semua sendirian!”
Dukungan dari Nara membuat Reva
merasa sangat hangat dan nyaman.
Dia membelai rambut Nara dan berkata
sambil tersenyum, “Tidak apa-apa, Nara, kau tidak perlu mengkhawatirkan aku.
Aku sudah bilang, aku tak akan pernah membuatmu sedih dan khawatir lagi seumur
hidup ini. Aku, Reva, apa yang aku katakan pasti akan kulakukan!”
“Teruslah kau membual! “Hana
memonyongkan bibirnya: “Panggilan dari pengadilan sudah hampir tiba, Reva, jika
kau benar-benar tak ingin kakakku khawatir maka kau harus menanggung ini
semua!”
Mata Alina terlihat berkilat: “Betul
sekali, jika kau mencintai Nara, kau harus bertanggung jawab atas semua masalah
ini!”
“Jangan khawatir, aku akan
menyelesaikannya!”
Setelah mengucapkan kalimat itu, Reva
langsung pergi.
“Reva …” Nara tampak ingin
mengejarnya.
“Tak boleh keluar!” Alina menghadang
di pintu dan berkata dengan marah, “Nara, ini adalah cara terbaik yang dapat
kita pikirkan saat ini. Asalkan Reva mau menanggung semua masalah ini, maka
keluarga kita pasti akan bebas dari ancaman tuntutan itu.”
“Tetapi….”
Alina: “Tetapi apa? Apakah kau ingin
orang tuamu yang sudah tua ini masuk penjara?”
Mata Nara semakin memerah. Dia
terlihat bingung.
Rumah keluarga Shu di kota bagian
utara.
Xavier, sepupu Nara, sedang menari
dengan gembira: “Kakek, kali ini sudah aman. Asalkan kita punya kartu As ini,
kakek tak perlu lagi khawatir jika Nara akan membantah. Jika dia tidak mau
membantu kita maka kita akan membuat mereka sekeluarga masuk penjara!”
“Nara, si wanita jalang ini memiliki
kulit yang bagus tetapi tidak mau melakukan sesuatu untuk keluarga kita.
Sikapnya yang begitu arogan dan angkuh sehingga menyebabkan keluarga kita
kehilangan banyak bisnis!” keluh kakek Shu.
“Benar sekali! Jika bukan karena dia,
aset keluarga kita pasti akan berlipat ganda beberapa kali lipat.”
“Kali ini, mari kita lihat bagaimana
dia menghadapinya.”
“Hehehe, manajer Kim dari kota Snow
River dua hari lalu masih menelponku. Dia mengatakan asalkan Nara bersedia
pergi dengannya selama setengah bulan maka dia akan memberikan kita proyek
bernilai 30 juta dolar dari kota Snow River.
“Apa artinya proyek senilai 30 juta
dolar? Ada proyek bernilai 50 juta dolar dari manajer Robert Tam di dekat kota
Diamond!”
“Hahaha, tenang saja, kita atur
jadwalnya satu per satu untuk Nara!”
Semua orang di keluarga Shu
bergemuruh ria dengan penuh semangat.
Sambil tersenyum Tommy Shu dengan
lembut mengancingkan meja: “Tak perlu terburu – buru dengan proyek – proyek
yang berada di luar kota itu. Kita habiskan dulu semua proyek yang ada di kota
Carson.”
“Alex, hubungi semua bos – bos besar
itu dan undang mereka ke rumah malam ini untuk pesta. Xavier, kau pergilah ke
rumah Nara dan katakan padanya nanti malam berdandan dengan cantik lalu datang
ke sini untuk menemani bos – bos besar itu makan malam!”
Alex terlihat sedikit bingung: “Papa,
berapa banyak bos – bos besar yang harus dihubungi? Bukankah mereka nanti akan
datang satu per satu?”
Tommy memelototinya: “Kau tahu apa?
Nara masih begitu muda dan cantik, ini adalah kesempatan yang paling berharga.
Malam ini, biarkan bos-bos itu datang ke pelelangan dan keluarga kita bisa
mendapatkan keuntungan sebanyak – banyaknya!”
Mata Alex terlihat berbinar – binar
dan dia berkata dengan gembira, “Papa, kau benar-benar hebat, mempunyai
pandangan yang luas. Baiklah, aku akan mengatur semuanya sekarang. Haha, malam
ini, aku pasti akan menjual jalang ini dengan harga yang sangat bagus!”
Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 22"