Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menantu Dewa Obat ~ Bab 37

        



Bab 37

Semua orang terdiam beberapa saat. Benar juga, Reva tidak punya hak untuk berbicara seperti ini.

Disaat yang sama Nara juga berkata dengan keras: “Apa yang dikatakan Reva adalah maksud saya yang sebenarnya. Sepuluh juta dolar akan dibagikan kepada kalian semua malam ini.”

“Dan juga mulai sekarang gaji setiap orang akan dinaikkan sebanyak 30%. Khusus peneliti ilmiah, diberikan double!”

“Nara!” Alina berteriak dengan panik, bukankah ini sama saja dengan mencoreng mukanya?

“Ma!” Nara berbisik, “Mereka yang tetap bertahan adalah mereka yang memberikan dukungan kepadaku.”

“Perusahaan telah menandatangani pesanan yang begitu besar. Jika kita tidak memberi mereka hadiah. Bukankah itu akan membuat semangat mereka longsor semua?”

“Kita juga harus menunjukkan kepada mereka semua yang tadi meninggalkan perusahaan agar menyadari kesalahan apa yang telah mereka lakukan!”

Alina juga kesal ketika memikirkan orang-orang yang mengundurkan diri dan memaksa Nara tadi.

“Ya, tunjukkan kepada mereka agar mereka menyesal!” kata Alina.

“Tetapi, kau juga tak bisa hanya mendengarkan Reva saja. Dia kan menumpang hidup di rumah kita. Dia tak punya hak untuk berbicara seperti itu tadi!”

Axel menyambung kata – kata Alina dengan marah: “Itu benar! Jika ini tersebar hanya akan membuat orang berpikir bahwa peraturan keluarga Shu kita tidak ketat!”

Alina mengangguk-angguk: “Ya, punya hak apa dia bicara seperti itu? Aku akan mengusirnya!”

Axel melambaikan tangannya: “Lupakan saja, sekarang sedang ada begitu banyak orang disini. Kau jangan membuat orang mengira kita begitu pelit. Biarkan saja dia bersenang – senang sebentar disini. Nanti malam baru kita beri dia pelajaran!”

Para pedagang bahan tersebut terlihat sangat ingin mendapatkan pesanan itu. Dengan pesanan sebesar 3 milyar dolar, berapa banyak bahan yang akan mereka beli?

Jika saja mereka bisa mendapatkan pesanan ini dari Nara maka mereka secara otomatis juga ikut mendapatkan keuntungan besar!

Supplier bahan itu semua memberi selamat kepada Nara satu demi satu.

“Direktur Shu, selamat yah anda telah menerima pesanan dalam jumlah besar. Jangan khawatir, kami pasti akan mengantarkan bahan-bahan itu langsung kepada anda agar tidak mempengaruhi produksi anda!” Seorang pedagang bahan berkata dengan tepukan di dadanya.

Nara mengerutkan keningnya. Barusan tadi supplier inilah yang datang menindasnya dengan kata – kata, mengejeknya dengan berteriak-teriak bahkan mengatakan ingin membuatnya masuk ke penjara.

“Terima kasih semuanya, tapi masalah bahan – bahan ini aku juga tak perlu merepotkan kalian!” Kata Reva.

“Mengapa?” Ekspresi pedagang bahan itu berubah dan dia berkata dengan cemas, “Direktur Shu, kami telah bekerja sama dengan perusahaan anda begitu lama dan kami semua adalah teman lama. Tidak baik untuk tiba-tiba mengganti supplier kan?”

Reva: “Kalian bekerjasama dengan Tommy bukan dengan Nara.”

“Tommy diperbolehkan untuk membayar kalian setiap 6 bulan sekali tetapi Nara lewat satu hari saja kalian tidak memperbolehkannya.”

“Jika seperti itu maka kita tidak perlu bekerja sama!”

Raut wajah pedagang material ini menekuk dengan jelek. Dia teringat apa yang baru saja mereka paksakan tadi kepada Nara. Dan sekarang mereka semua rasanya ingin menampar diri mereka sendiri beberapa kali.

Siapa yang dapat mengira Nara akan menandatangani begitu banyak pesanan.

Jika saja mereka mengetahuinya lebih awal, mereka pasti akan memperlakukan Nara layaknya dewi kahyangan. Tak ada satupun dari mereka yang berani menghina dan menindas Nara.

Seorang pedagang material itu buru-buru berkata, “Direktur Shu, kami … kami tahu kami salah. Melihat hubungan kerja sama kami yang telah bertahun-tahun tolong beri kami kesempatan …”

“Maaf, tidak mungkin!”

Reva membantu Nara menjawab: “Kami akan mencari supplier bahan yang dapat bekerja sama. Dan untuk kalian maaf saja kami tidak berani!”

“Direktur Shu tolong beri kami kesempatan sekali lagi!”

“Direktur Shu, mengenai harga bahan kita bisa negosiasikan lagi.”

“Direktur Shu, ini semua adalah ide dari Tommy. Kami juga tak ingin seperti itu …”

Semua supplier bahan ini satu demi satu memohon kepada Nara. Tetapi Nara tak mau mempedulikan mereka sama sekali.

Tadi ketika mereka menagih hutang dengan pemaksaan dan penindasan seperti itu sama sekali tidak tampak sikap mereka yang memohon seperti sekarang.


Bab Lengkap

Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 37"