Menantu Dewa Obat ~ Bab 40
Bab 40
Brad berjalan keluar dari ruangan dan
mendengar nyonya Mont memberi perintah: “Si Reva ini sangat kurang ajar sekali.
Cari beberapa orang lagi dan pukul dia sampai seluruh giginya patah!”
Alan mengangguk – angguk dengan
cepat. “Nyonya Mont kau memang tidak boleh sungkan terhadap orang seperti ini.
Kau telah melakukan hal yang tepat!”
Brad Mont berteriak dengan marah: “Semuanya
berhenti!”
Semua orang segera berhenti dan
istrinya, nyonya Mont tampak tercengang: “Suamiku, ada apa?”
“Mari kita tunggu dokter jenius yang
akan datang dari ibukota.” kata Brad dengan suara pelan.
Nyonya Mont: “Tetapi dendam tetap
harus dibalas. Bagaimanapun juga dokter jenius dari ibukota juga akan datang,
jadi sekarang kalian pergi patahkan tangan dan kaki orang bernama Reva ini!”
“Kubilang diam!!” Brad mengutuk
dengan marah.
Dia tidak berani mengatakan lebih
banyak lagi tentang Austin.
Keesokan harinya dokter jenius dari
ibukota akhirnya tiba di RSUD.
Dokter jenius ini diundang langsung
oleh dokter Akio. Dia juga seorang dokter terkenal di negara ini.
Melihat cedera dan luka tuan muda
Mont, dokter jenius itu langsung menggelengkan kepalanya. “Tidak, tidak,
cederanya terlalu parah dan ini butuh waktu yang cukup lama.”
“Aku hanya berani menjamin tingkat
keberhasilannya sebesar 20% dengan kondisinya yang sekarang. Itu terlalu
berisiko!”
“Aah?” Brad dan yang lainnya
tercengang. Bahkan dokter jenius dari ibukota juga tidak dapat
menyelamatkannya. Apakah putranya akan mati?
“Kalau begitu gawat ini!” kata dokter
Akio dengan serius:”Kondisi tuan muda Mont semakin buruk dan dia hanya bisa
bertahan paling lama dua jam lagi.”
“Direktur Mont, satu-satunya orang
yang bisa menyelamatkan tuan muda sekarang hanyalah petugas kebersihan itu!”
Wajah nyonya Mont tampak pucat:
“Bagai… bagaimana ini bisa terjadi?”
“Seorang pembersih yang tugasnya
hanya menyapu toilet memiliki keterampilan ilmu medis yang luar biasa?”
Brad dengan wajah serius menatap
putranya yang napasnya semakin lemah. Akhirnya dia meninggalkan bangsal rumah
sakit dengan gigi terkatup.
Reva tidak pergi ke rumah sakit. Jadi
dia datang ke sini untuk merawat adiknya terlebih dahulu.
Tiba-tiba saja sebuah Rolls-Royce
melaju di luar halaman dan Brad segera turun dari mobil.
Dia bertanya tentang kediaman Reva
dari dokter Tanaka lalu segera bergegas kesana
Begitu Brad memasuki pintu dan
melihat Reva, dia langsung berlutut di tanah dengan bunyi gedebuk: “Tuan Lee,
aku mohon dengan sangat, tolong selamatkan putraku!”
Reva tampak sedikit bingung: “Siapa
kau?”
“Brad Mont!”
“Ternyata dia direktur Mont.”
Reva tiba-tiba sadar dan membantu
Brad untuk berdiri: “Direktur Mont, mengapa kau begitu sungkan?”
“Kau datang mencariku secara pribadi
saja sudah menunjukkan ketulusanmu. Untuk apa kau berlutut lagi?”
“Aah?” Brad Mont tampak tertegun dan
bingung: “Tuan Lee, bukannya kau mengatakan bahwa memintaku memohon dengan
berlutut kepadamu secara langsung?”
Reva: “Kapan aku mengatakan hal
seperti itu?”
Brad: “Kau memberi tahu Alan kan?”
“Direktur Mont, kau telah ditipu.”
Reva mengerutkan keningnya dan
menjelaskan situasi saat itu.
Termasuk kejadian yang dia diusir
oleh Ny. Mont.
Setelah mendengarkan duduk masalahnya
Brad hampir saja meledakkan kepalanya. Emosinya sampai ke ubun – ubun. Dia
berkata dengan marah: “Alan, si bajingan ini, ternyata dialah yang sedang
membuat masalah!”
“Tuan Lee, aku benar-benar minta
maaf. Aku tidak tahu tentang hal ini sama sekali.”
“Masalah istriku itu aku meminta maaf
atas namanya. Mohon maafkan aku atas semua kejadian buruk ini!”
Reva mengibaskan tangannya: “Direktur
Mont, kau juga orang yang cukup jujur dan terbuka.”
“Karena kau datang kesini secara
pribadi, masalah yang sebelumnya anggap saja tak pernah terjadi.”
“Ayo pergi, kita selamatkan putramu
dulu!”
Brad tampak sangat gembira: “Terima
kasih, tuan Lee!”
Keduanya bergegas ke rumah sakit.
Tuan muda Mont sudah berada dalam kondisi yang sangat berbahaya.
Nyonya Mont yang sangat cemas itu
berjalan mondar mandir diruangan itu hingga dia melihat suaminya yang kembali
bersama dengan Reva dan segera memaki.
“Akhirnya kau datang juga. Apa-apaan
kau, beraninya kau ngambek didepan kami.”
“Jika anakku sampai terjadi apa –
apa, aku akan membunuhmu!”
Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 40"