Menantu Dewa Obat ~ Bab 5
Bab 5
Nara Shu sekeluarga tinggal di
perumahan Greenville, sebuah perumahan tua yang agak bobrok di Kota Carson.
Keluarga Shu di Kota Carson hanya
dapat dianggap sebagai keluarga kecil dengan kekayaan kurang dari 100 juta
dolar.
Ayah Nara, Axel Shu, pernah menjadi
pesaing paling kuat dalam merebut status kepala keluarga Shu. Tetapi karena dia
hanya mempunyai dua putri dan tidak memiliki seorang putra maka secara langsung
kehilangan kualifikasi untuk memperebutkan kepala keluarga.
Setelah itu, adik Axel, Alex Shu,
demi mendapatkan kembali harta keluarga Shu yang berada di tangan Axel, dia
mengambil kesempatan dalam kesempitan saat melihat kakek Nara yang sedang sakit
parah itu. Dengan menggunakan alasan sebuah pernikahan dapat memberi berkah dan
membuat kakek Nara itu sembuh, maka kemudian dia memaksa Nara yang sudah cukup
umur itu untuk mencari pria yang mau menikah dan masuk kedalam keluarga Shu.
Nara saat itu memang terkenal dengan
kecantikannya. Bisa dikatakan dia adalah wanita tercantik di Kota Carson.
Kejadian ini menimbulkan sensasi di antara penggemarnya. Ada begitu banyak pria
yang ingin menjadi menantu keluarga mereka.
Namun, Nara akhirnya memilih Reva
yang jujur dan tidak memiliki latar belakang apapun.
Dan Nara juga tidak berencana untuk
membiarkan pria seperti itu menyentuhnya.
Tentu saja, dia juga tak ingin
mencari pria yang penuh dengan ambisi jadi yang paling cocok untuknya adalah
pria yang jujur.
Setelah Nara menikah dengan Reva tak
dinyana penyakit lelaki tua itu benar-benar pulih.
Namun, Alex mengambil kesempatan itu
untuk menyerang Axel lagi. Dia mengatakan bahwa dia khawatir dengan suami Nara
itu. Dia mengatakan takutnya nanti harta keluarga Axel malah akan jatuh ke
tangan orang asing.
Oleh karena itu, lelaki tua itu
kemudian mengambil kembali harta keluarga Shu dari tangan Axel dan keluarga
Axel pun seperti langsung jatuh dari nirwana ke dunia fana.
Rumah besar yang tadinya ditinggali
oleh keluarga Axel sekarang telah diberikan kepada putra Alex sebagai pewaris keluarga
Shu.
Keluarga Axel juga pindah ke
perumahan bobrok yang berukuran lebih dari 100 meter persegi dengan tiga kamar
tidur dan satu ruang tamu ditambah dengan satu celah besar.
Dengan keadaaan seperti itu Reva
secara langsung menjadi duri di mata keluarga Axel.
Menurut mereka jika bukan karena Reva
keluarga mereka juga tidak akan jatuh ke titik ini.
Selain itu Reva juga sangat tidak
berguna sehingga semakin membuat keluarga mereka menjadi sebuah lelucon besar
di kota Carson.
Ibu mertuanya Alina sering berkata:
“Jika bukan karena Reva, si manusia sampah, Nara pasti sudah menikah dengan
keluarga kaya dan kekuasaannya juga tidak terbatas!”
Dalam tiga tahun terakhir ini Reva
telah melayani keluarga Shu layaknya pengasuh yang merawat keluarga mereka
dengan suara rendah dan sopan.
Selama tiga tahun itu juga mereka
tidak pernah mengijinkan Reina memasuki pintu ilu.
Reva yang telah bekerja selama tiga
tahun dan semua gajinya juga diambil oleh mereka. Adiknya sedang sakit dan
mereka tidak mau memberikan sepeser uang pun.
Selain itu Nara juga telah melakukan
hal – hal yang tidak terpuji dalam hubungan suami istri terhadapnya, siapa yang
bisa lahan?
Sesampainya di gerbang perumahan itu
Reva dengan enggan menenangkan dirinya.
Meskipun dia sangat marah, dia masih
harus mencari tahu apa yang telah dilakukan Nara dan apa yang dia pikirkan!
Ini adalah perumahan yang bobrok dan
sudah tua. Lorong-lorong di dalamnya tidak cukup lebar untuk dilalui sebuah
mobil.
Reva memarkir mobil di luar dan
berjalan pulang. Tepat saat dia hendak naik ke atas, dua orang berjalan ke
tangga. Itu adalah ayah mertuanya Axel Shu dan ibu mertuanya Alina.
Melihat Reva, wajah Axel menjadi
gelap dan dia menoleh ke samping.
Alina bahkan terlihat lebih marah dan
berkata dengan keras: “Reva, kemana saja kau seharian ini? Kau tidak memasak
dan juga tidak mencuci pakaian. Apa sedang kau lakukan?”
Alis Reva tertaut dan dia merasa lega
sejenak,
Sebelum dia mengetahui apa yang
dilakukan Nara untuk sementara dia tidak ingin merusak hubungannya dengan
keluarga Shu.
“Aku akan melakukan semuanya
sekarang,” kata Reva dengan lirih.
“Tidak perlu!” Alina berkata dengan
marah, “Pesawat Nara sebentar lagi sudah mau sampai dan jika sampai telat
menjemputnya. Aku tak akan melepaskanmu!”
Reva menundukkan kepalanya dan tidak
mengatakan apa-apa, dia telah terbiasa dengan perlakuan seperti ini selama
bertahun-tahun.
“Di mana mobil yang kau pinjam?”
Sambil berjalan Alina bertanya dengan tidak sabar.
“Aku….”
Reva yang baru saja hendak berbicara
sudah dimarahi kembali oleh Alina: “Kau mencari sebuah taxi lagi kan? Bisakah
kau sedikit saja memikirkan perasaan Nara?”
“Dia di perusahaan dengan status eksekutif
tingkat tinggi. Tetapi setiap kali kembali dari perjalanan bisnisnya, kau
selalu menggunakan taksi untuk menjemputnya. Apa kau pikir dia tidak malu?”
“Reva, Reva, kau benar-benar orang
paling tidak berguna yang pernah kulihat seumur hidupku. Tidak bisakah kau
sekali – sekali membuat Nara terlihat sedikit lebih bergengsi?”
“Sudahlah, lupakan saja. Berbicara
dengan orang seperti kau, lama kelamaan aku akan berumur pendek. Aku sudah
menelepon adik iparmu,
“Lupakan saja, cepat atau lambat aku
akan mati kesal jika terus berbicara denganmu. Aku sudah menelepon adik iparmu,
Hiro. Dia akan datang dengan Honda Accordnya nanti.”
bertemu dengan saudara iparmu jangan
lupa untuk ngomong yang manis – manis di depannya. Memangnya kau tak malu yah
setiap kali harus merepotkan orang?”
Mulut Alina seperti senapan mesin
yang terus menerus berbicara dan mengoceh tanpa kesempatan kepada Reva untuk
berbicara sama sekali.
Reva juga tidak berbicara lagi.
Selama bertahun-tahun dia sudah terbiasa.
Beberapa saat kemudian ketiganya
berjalan ke gerbang depan perumahan itu lalu melihat sebuah Honda Accord
melintas.
Alina segera memberi isyarat dengan
melambaikan tangannya agar mobil itu menghampirinya. Tetapi mobil itu melewati
mereka dan berhenti di sisi yang lain.
Apa yang terjadi? Apakah dia tidak
melihat kita?” Ujar Alina dengan terkejut.
Ada sebuah mobil yang diparkir di
samping mereka dan itu adalah mobil dokter Tanaka.
Axel melihat ke mobil itu dan berkata
dengan lembut, “Bukannya dia tidak melihat kita tetapi dia sengaja menghindari
mobil ini!”
Kenapa?” Alina bertanya dengan
penasaran.
“Maybach, mesin V12, harga barunya
lebih dari 3 juta. Apalagi mobil ini jelas telah dimodifikasi dan tidak akan
kurang dari 5 juta. Jika kau menggoresnya sedikit saja kau tak akan mampu
menggantinya bahkan dengan menjual Honda Accord itu.
Ketika Axel mengucapkan kata-kata
ini, matanya terlihat seperti sedang merindukan sesuatu untuk sejenak.
Mobil lelaki tua di keluarga Shu
adalah Maybach tetapi dibandingkan dengan mobil ini jelas ada kesenjangan yang
besar!
Alina juga terkejut: “Aku tak
menyangka bahwa di perumahan kita masih ada orang yang mempunyai mobil mewah
seperti ini!”
“Bisa jadi bukan milik orang – orang
yang ada di perumahan ini, tetapi mungkin milik seseorang yang mereka kenal.”
Axel berhenti dan berkata dengan suara pelan,”Tetapi orang yang mengenal
pemilik dari mobil ini juga pasti bukan orang yang biasa – biasa saja.”
Disaat yang bersamaan seorang pria
dengan kepala dicukur turun dari Honda Accord. Dia adalah Hiro, saudara ipar
Reva.
Alina yang melihatnya segera
tersenyum: “Aihh, Hiro, maaf aku harus merepotkanmu lagi, aku benar-benar minta
maaf!”
Hiro lebih dulu melirik Maybach
dengan tatapan kekaguman kemudian dia menunjukkan wajahnya yang sombong lagi.
Meskipun dia tidak memiliki mobil seperti itu tetapi dia jauh lebih hebat
daripada Reva!
“Ma, apa yang kau katakana? Kita
adalah keluarga, tak usah sungkan.” Hiro memandang Reva dengan mengejek: “Kakak
ipar, jika kau ingin menggunakan mobil langsung aku saja, mengapa setiap kali
harus merepotkan mama?
Reva menunduk dan tidak berkata
apa-apa. Hiro ini sebelumnya adalah seorang bajingan kecil. Kemudian dia
bekerja dengan seorang bos dan dalam sekejap saja dia sudah menjadi pengusaha
kecil.
Meskipun dia menikah dengan Hana Shu,
saudara perempuan Nara tetapi setiap kali dia melihat Nara, matanya penuh
dengan niat jahat.
Diam-diam ejekan Hiro kepada Reva
telah melebihi ejekan orang biasa.
Di setiap pertemuan keluarga, dia
mencoba yang terbaik untuk menunjukkan keunggulannya di depan Reva.
Pertama-tama dia akan mengejek Reva dan selanjutnya dia sengaja menunjukkannya
kepada Nara.
Bagaimana mungkin Reva akan memohon
kepada orang seperti itu?
Melihat Reva yang tidak berbicara,
Alina seketika menegurnya dan berkata, “Mengapa kau diam saja, cepat
mengucapkan terima kasih kepada kakak ipar!”
Hiro memandang Reva dengan penuh
kemenangan. Reva mengerutkan keningnya dan berbisik, “Ma, aku punya mobil,
tidak perlu berterima kasih kepadanya.”
Memangnya kau punya mobil apa?” Alina
tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah: “Untuk menjemput Nara di bandara,
kau harus mencari mobil yang lebih baik. Kau tidak akan mencari mobil yang
jelek lagi kan? Dapatkah kau memikirkan perasaan Nara?”
Hiro juga tersenyum dan berkata: “Ya,
kakak ipar, bagaimanapun juga Nara adalah seorang eksekutif senior di
perusahaan. Kalau tidak coba kau berusahalah untuk membeli sebuah mobil. Kau
tidak boleh selalu membiarkan Nara pulang dengan mobil orang lain!”
Wajah Reva menjadi dingin dan dia
berkata dengan sungguh-sungguh, “Kau tak perlu mengkhawatirkanitu. Nantinya
Nara tidak perlu lagi menggunakan mobil orang lain!”
“Hehe, menyombongkan diri itu hal
yang mudah tetapi harus melihat kemampuanmu juga!” Hiro menepuk mobil
Accord-nya dan berkata sambil tersenyum: “Meskipun harga mobil sekarang tidak
terlalu mahal tetapi ini juga harganya hampir dua atau tiga ratus ribu dolar.
Kakak ipar, aku dengar untuk menyelamatkan adikmu juga hanya perlu biaya tiga
ratus ribu. Kalau begitu kau mau membeli mobil atau membeli nyawa?”
“Reva, kau benar- benar sangat
mengecewakan. Kau tidak memiliki keterampilan dan kau hanya bisa membual.
Sudahlah, sudahlah aku juga tak mau mengandalkanmu kali ini!” Alina membenci
orang yang tidak berguna: “Hiro, ayo antar kami ke bandara untuk menjemput
Nara!”
“Oke!” Hiro terlihat sangat gembira,
tentu saja dia ingin memiliki lebih banyak waktu dengan Nara.
Pada saat ini, Reva berjalan ke
samping Maybach. Dia membuka pintu mobil dan berbalik untuk melihat Alina: “Ma,
lebih baik aku yang pergi saja!”
Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 5"