Menantu Dewa Obat ~ Bab 7
Bab 7
Alina yang duduk di sebelah Nara
terus menerus mengoceh memintanya untuk menghubungi Julian untuk berdiskusi
masalah bisnis keluarga.
Dari awal hingga akhir Alina
mengabaikan menantunya Reva dan tidak meikirkan perasaan Reva sama sekali.
Reva tidak berbicara.Perhatiannya
hanya tertuju pada Nara.
Setelah Nara masuk ke mobil, alisnya
berkerut, ekspresinya tampak sangat suram dan dia tidak mengatakan sepatah kata
pun dari awal hingga akhir.
Situasi ini membuat orang mengira dia
sedang sangat bosan.
Hati Reva sangat sakit. Apakah pulang
bersamaku membuatmu begitu membosankan? Julian itu, apakah dia begitu penting?
Tak lama kemudian semua orang sampai
di gerbang perumahan.
Reva kemudian memarkir mobilnya dan
ketiga orang itu lebih dulu naik ke atas.
Reva yang baru saja sampai dipintu
depan dengan kopernya kebetulan sekali dia mendengar suara Alina dari dalam
rumah: “Nara, ayahmu benar. Masa depan seperti apa yang bisa kau miliki dengan
Reva ini?”
“Semua orang di Kota Carson juga tahu
bahwa dia tidak pernah menyentuhmu sama sekali. Bahkan jika kau menceraikannya
sekarang, kau juga masih murni dan bersih dan sebagian besar pemuda dari
keluarga kaya akan datang untuk mengejarmu.”
“Kau pasti bisa menemukan seribu kali
sepuluh ribu kali pemuda yang lebih baik dari dia. Kenapa kau hanya mau
bergelantungan di satu pohon ini saja?”
Reva kembali merasakan sakit di
hatinya. Meskipun dia telah mendengar kata-kata seperti itu lebih dari sekali.
Dia kemudian pura-pura tidak
mendengar apa-apa lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam rumah.
Ketika Alina melihat Reva, dia mendengus
dingin dan dengan tanpa rasa tidak enak sedikit pun di wajahnya dia memelototi
Reva.
“Membawakan koper saja lambat sekali,
kau memang benar-benar tidak berguna!” Alina menggertakkan giginya dan berkata,
“Reva, dapatkah kau terlihat lebih sedikit berguna dan tidak membuat Nara malu
karena dirimu?”
“Ada apa denganku?” Reva sudah tidak
bisa menahan diri untuk bertanya.
Alina berkata dengan marah: “Jika
bukan karena kau, hari ini Nara akan mengobrol sedikit lebih banyak dengan
Julian. Siapa tahu malah dapat menegosiasikan sebuah bisnis besar. Dengan
begitu setidaknya keluarga kita dapat pindah ke rumah yang lebih baik. Tetapi
karena kehadiranmu tadi telah merusak semuanya. Bisnis besar pun hilang begitu
saja, apakah kau paham?”
Reva terlihat sedikit mengernyit, dan
ini pun dikatakan sebagai kesalahanku?
Lalu apa kalian tahu apa yang
dipikirkan Julian?
Kalau seperti ucapan kalian itu maka
aku menjadi katak dalam tempurung dengan membiarkan istri ku pergi untuk
berhubungan dengan pria lain untuk mendapatkan imbalan yang disebut bisnis
besar itu?
Reva menekan amarahnya: “Ma …”
“Jangan panggil aku!” Alina langsung
menyela Reva: “Hubungan kita tidak sedekat itu!”
Wajah Reva memerah: “Julian itu
memiliki niat jahat terhadap Nara. Kalian.. Kalian sebenarnya tahu ini semua.
Dia sebenarnya bukan mau membicarakan bisnis dengan Nara tetapi memiliki motif
lain.
“Memangnya kenapa?” Alina berkata
dengan kencang: “Ketika melakukan bisnis di luar, memang harus bersosialisasi,
itu tidak bisa dihindari. Di keluarga orang lain itu suamilah yang
bersosialisasi di luar. Tetapi disini kau malah membuat istrimu bersosialisasi
di luar untuk mendukungmu. Dan kau masih enak hati mengatur – ngatur Nara?”
Reva berkata dengan cemas, “Aku … aku
tidak mengatur – ngatur Nara …
“Cukup!” Nara mendengus dan dia
memelototi Reva dengan marah: “Aku lelah!”
Nara mendorong pintu dan masuk ke
kamarnya. Alina memelototi Reva: “Apa kau tidak mendengar? Nara sudah lelah,
jadi mengapa kau tidak cepat pergi mencuci semua pakaian Nara. Dan juga, karena
kemarin kau tidak pulang seharian, di dapur masih ada begitu banyak tumpukan
mangkok dan sumpit. Cepatlah kau cuci itu semua!’
Reva menggertakkan giginya tetapi
akhirnya pergi juga dan membersihkan ruangan dari awal sampai akhir.
Tiga tahun terakhir ini dia sudah
terbiasa dengan perlakuan mereka yang seperti ini.
Dia tidak peduli bagaimana keluarga
Shu memperlakukannya. Satu-satunya hal yang dia pedulikan adalah sikap Nara
terhadapnya!
Dia sekarang memiliki warisan liontin
giok keluarga dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan hidup dan mati orang
lain. Mudah baginya untuk bangkit kembali.
Dengan kata lain, dia sekarang dapat
mengubah keluarga Shu menjadi keluarga ternama di Kota Carson.
Tetapi pertanyaannya adalah apakah
keluarga Shu pantas diperlakukan sebaik itu?
Semuanya tergantung pada sikap Nara
terhadapnya!
Jika Nara tidak memiliki perasaan
padanya maka masa pernikahan selama tiga tahun itu harus dilepaskan.
Jika Nara masih memiliki perasaan
padanya maka dia harus tetap bertanggung jawab sebagai seorang suami.
Jika kau tidak meninggalkanku, aku
akan memberikan segalanya untukmu!
Setelah membereskan semuanya Reva
masuk ke dalam kamar.
Di dalam kamar itu ada dua tempat
tidur. Yang satu adalah tempat tidur besar milik Nara. Tempat tidur yang
satunya lagi dengan lebar kurang dari satu meter adalah milik Reva.
Nara sedang duduk di dekat meja rias
terlihat linglung seolah sedang memikirkan sesuatu dengan ekspresi sedih di
wajahnya.
Mendengar suara Reva, Nara menoleh ke
satu sisi dan menghapus beberapa air mata yang keluar dari sudut matanya.
Semua ini dilihat oleh Reva. Reva
agak cemas. Sebenarnya apa yang telah terjadi pada Nara?
Tiga tahun terakhir ini Reva mengenal
Nara dengan sangat baik. Dia adalah wanita yang keras kepala meskipun dia juga
dikenal sebagai wanita tercantik di kota Carson. Dia tidak pernah mau
mendapatkan apapun dengan menggunakan kecantikannya. Dia hanya mau menggunakan
kemampuannya sendiri.
Dia meraih jabatannya selangkah demi
selangkah, dari karyawan tingkat rendah di perusahaan keluarga hingga tingkat
tertinggi yang dimilikinya saat ini. Dia bertanggung jawab atas perusahaan
keluarganya. Dia benar – benar telah bekerja keras sendirian.
Selama ini tidak peduli seberapa
sulitnya masalah yang pernah Nara temui, Reva tidak pernah melihat dia
meneteskan satu tetespun air mata.
Lalu apa yang terjadi kali ini?
Mengapa dia menjadi seperti ini ketika dia kembali dari perjalanan bisnis kali
ini? Apa yang telah terjadi dalam perjalanan ini?
Reva tidak bisa tidak memikirkan
Julian itu. Dia memikirkan panggilan telepon malam itu dan hatinya tiba-tiba
membeku.
Apakah Julian telah melakukan sesuatu
yang tidak termaafkan terhadap Nara?
Reva tanpa sadar mengepalkan tinjunya
dan jantungnya terasa nyeri.
“Nara, sebenarnya … sebenarnya apa yang telah
terjadi …Reva bertanya dengan suara rendah.
Nara melirik Reva dengan ekspresi
dingin: “Tidak ada apa-apa!”
Reva mencoba yang terbaik untuk
menenangkan dirinya: “Katakan padaku siapa tahu aku bisa membantumu.”
“Kau bisa membantuku?” Nara menatap
Reva dengan dingin: “Apa yang dapat kau gunakan untuk membantuku? Reva, kau
bahkan tidak bisa menjaga dirimu sendiri dan kau masih berkata ingin
membantuku? Bagaimana caranya?”
Reva tiba-tiba menyimpulkan dia tidak
bisa memberi tahu Nara bahwa dia telah memperoleh warisan keluarganya dan
sekarang dia sudah menjadi dokter jenius.
Kematian keluarga Lee masih menjadi
misteri. Sebelum dia memiliki kekuatan yang cukup dia tidak berani membocorkan
keadaan dirinya.
Dia harus mencari tahu apa yang Nara
pikirkan tentang dia dan kemudian memutuskan apakah akan memberi tahu Nara
tentang hal ini.
Nara orang yang tidak berguna: “Reva,
kau lakukan pekerjaanmu sendiri dengan baik saja!”
“Tiga tahun, kau sudah bekerja di
rumah sakit selama tiga tahun. Semua orang yang bekerja disana semakin lama
semakin baik keadaannya, tetapi mengapa hanya kau yang semakin lama semakin
merosot?”
“Aku dengar kau tidak pergi bekerja
seharian kemarin. Kemana saja kau? Tahukah kau betapa sulitnya aku mencarikan
pekerjaan yang kau kerjakan sekarang?”
Tak perlu dikatakan Reva juga tahu
pasti Alan yang mengeluh kepada Nara. Setiap kali Reva membuat kesalahan kecil
di rumah sakit, Alan akan mengeluh kepada Nara.
Alasan pertama tentu saja agar bisa
lebih sering behubungan dengan Nara. Sedangkan alasan kedua tentu saja untuk
menyerang Reva.
“Aku punya sesuatu yang harus
dilakukan kemarin …” bisik Reva.
“Apa itu?” Nara bertanya balik.
“Aku …” Reva tiba-tiba menyimpulkan,
dia ingin menceritakan tentang keadaan adiknya, Reina.
Tetapi Nara yang sama sekali tidak
mau menjawab telepon darinya bukankah itu sudah menjelaskan sikapnya?
Jika Reva masih menceritakan tentang
adiknya lagi, dia juga tidak akan mendapatkan simpati sedikit pun atau mungkin
akan diejek!
Sambil menggertakkan giginya, Reva
akhirnya tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, “Lalu mengapa akhir-akhir
ini kau tidak menjawab satu pun telepon dariku?”
Nara tertegun sejenak. Dia menatap
Reva sebentar dan tiba-tiba berkata dengan marah, “Jika aku sedang ingin
menjawab telepon, aku akan menjawabnya. Jika aku sedang tidak ingin yah aku
juga tidak akan menjawabnya. Reva, apakah kau benar-benar berpikir kau bisa
mengaturku?”
“Kau …” Reva sangat marah dan
meraung, “Nara, kau menganggap aku sebagai apa sebenarnya?”
Nara bertanya dengan marah, “Lalu kau
juga telah menganggapku sebagai apa?”
Reva menundukkan kepalanya dan tidak
berbicara. Jika di masa dulu dia akan memberi tahu Nara tanpa ragu bahwa dia
adalah istrinya.
Tapi sekarang, Reva tidak akan
mengatakan itu. Dia merasa jijik!
Nara yang tak mendapatkan jawabannya
menjadi lebih kesal dan berkata, “Keluar! Jangan biarkan aku melihatmu!”
Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 7"