Menantu Dewa Obat ~ Bab 28
Bab 28
Reva sedang duduk di ruang gawat
darurat dan banyak orang di sampingnya berbisik.
“Benar-benar aneh, bagaimana mungkin
pria yang berpengaruh seperti dokter Tanaka membela Reva?”
“Huhh, keterampilan apa yang dimiliki
anak ini? Kurasa ada istrinya yang mendukungnya dari belakang. Jangan lupa,
istrinya adalah wanita yang sudah terkenal cantiknya di kota Carson!”
“Hidup dengan hanya bergantung kepada
istrinya dan bisa mencapai sampai level ini juga termasuk cukup hebat!”
“Tetapi departemen unit gawat darurat
bukanlah yang bisa kau pertahankan hanya karena memiliki koneksi dengan
seseorang. Pasien yang datang ke sini semuanya dalam kondisi darurat dan jika
tidak kompeten maka akan ada masalah besar!”
“Peduli apa, yang penting dia kan
ketua departemen ini. Jika sampai terjadi apa – apa biarkan dia yang
menanggungnya saja!”
“Haha, aku benar-benar ingin melihat
bagaimana dia menghadapi dan menanggungnya jika sampai terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan…”
Reva menganggap dia tidak mendengar
percakapan di luar, dia hanya duduk dan minum teh di dalam ruangannya.
Beberapa pasien gawat darurat datang
pagi tadi tetapi mereka semua biasa-biasa saja.
Pukul 10.30, sebuah kecelakaan
tiba-tiba terjadi dan seorang pemuda yang berlumuran darah dikirim ke rumah
sakit.
Identitas pemuda itu tidak biasa, ia
adalah putra dari Brad Mont, seorang pengusaha terkenal di kota itu.
Apalagi, dia terluka parah dan dalam
kondisi kritis.
Masalah ini langsung diteruskan ke
Ronny, wakil presiden rumah sakit ini. Penilaian dari beberapa dokter di rumah
sakit ini kondisi pasien itu berbahaya dan direkomendasikan untuk dipindahkan
ke rumah sakit kota.
Ronny segera menghalangi pemindahan
itu. Dia langsung memerintahkan orang-orang di bawah untuk mengirim pasien ini
ke ruang gawat darurat.
Reva berada di ruang gawat darurat.
Jika sampai terjadi apa – pada pada putra Brad Mont ini maka Reva pasti akan
tamat riwayatnya.
Walaupun dokter Tanaka memiliki
status yang cukup tinggi tetapi jika dibandingkan dengan Brad, kesenjangan
status diantara mereka juga sedikit agak jauh.
“Ingin melawanku?” Ronny mencibir:
“Reva, kau belum cukup kuat!”
Ketika putra Brad Mont dibawa ke
ruang gawat darurat situasinya menjadi lebih kritis. Dia memuntahkan darah yang
begitu banyak dengan berbagai perangkat yang terhubung ke tubuhnya. Perangkat –
perangkat itu terus menerus berbunyi tanpa henti.
Orang-orang di ruang gawat darurat
tampak sangat terkejut. Seorang dokter berkata dengan panic dan mendesak:
“Kondisi pasien ini sudah begitu kritis mengapa tidak langsung masuk ke ruang
perawatan darurat tetapi malah dikirim ke unit darurat disini?”
Ada beberapa anak muda yang mengikuti
tuan muda Mont dan salah satu dari mereka berkata dengan geram: “Tak usah
banyak bacot denganku, aku tidak peduli dengan departemen atau unit darurat
apa. Aku ingin kalian segera menyelamatkan tuan muda Moni. Jika sampai terjadi
sesuatu yang tak diinginkan oleh tuan muda Mont, aku akan membunuh kalian
semua!”
Beberapa dokter yang berada disana
menjadi pucat karena ketakutan dan tidak ada yang berani melangkah maju.
“Mengapa kalian semua malah diam?
Cepat selamatkan dia!” Seorang pria muda berjalan maju dan menjambak rambut
salah satu perawat sambil meraung, “Cepat dan selamatkan dia, jika, tidak, aku
akan membunuh perawat ini!”
Perawat kecil itu tampak gemetar
ketakutan dan meminta bantuan para dokter.
Beberapa dokter bahkan terlihat lebih
gemetar lagi, mereka tidak berani berbicara sehingga membuat perawat kecil itu
hampir putus asa.
Pada saat ini tiba-tiba sebuah suara
dingin datang: “Lepaskan dia!”
Semua orang menoleh dan melihat Reva
berdiri di pintu dengan ekspresi tegas.
Pemuda itu meraung: “Melepaskannya?
Siapa kau? Apakah kau tahu…”
Reva tiba-tiba melangkah beberapa
langkah ke depan dan langsung berjalan ke samping anak muda itu. Tiba-tiba saja
dia meraih pergelangan tangannya. Reva hanya menjentikan tangannya dan anak
muda itu langsung terlempar ke lantai.
Perawat kecil itu akhirnya aman dan
dia cepat – cepat bersembunyi di belakang Reva dengan panik.
“Kau berani memukulku…” Pemuda itu
menggeram dan baru saja hendak marah tetapi langsung dihentikan oleh beberapa
orang di sebelahnya.
Karena Reva sudah berdiri di samping
ranjang pasien sekarang.
Reva mengulurkan tangannya dan
menekan dada tuan muda Brad seolah-olah dia sedang mengetest sesuatu.
Seorang dokter mencibir: “Orang awam
mau bagaimanapun juga tetaplah hanya orang awam. Pasien kecelakaan seperti ini
mana boleh sembarangan ditekan?”
“Tak usah kau pedulikan. Jika nanti
terjadi apa – apa itu juga tidak ada hubungannya dengan kita!”
“Ya, tidak usah ikut campur. Jika
terjadi sesuatu dengan putra dari Brad Mont ini, rumah sakit juga tidak mampu
menanggung tanggung jawab ini!”
Perawat kecil yang baru saja
diselamatkan tadi tampak khawatir dan dengan hati-hati mengingatkan: “Direktur
Lee, dia tampaknya terluka parah, aku khawatir … aku khawatir kondisinya sangat
berbahaya. Lebih baik biarkan mereka memindahkan…”
“Ini hanya masalah sepele. Tak perlu
memindahkan pasien ini.” Ucap Reva sambil tersenyum dan tiba-tiba mengulurkan
tangannya untuk menepuk dada tuan muda Mont.
Tuan muda Mont memuntahkan seteguk
darah kotor ketika dia menarik sedikit napas.
“Apa yang sedang kau lakukan!” Beberapa
anak muda itu menggeram.
Reva mengabaikan mereka semua lalu
mengeluarkan lima jarum perak dan menusukkan semuanya ke dada tuan muda Mont.
Seketika saja semua mesin – mesin
yang terhubung di tubuhnya tidak mengeluarkan suara lagi. Tuan muda Mont juga
tidak lagi memuntahkan darah dan napasnya kembali ke keadaan stabil.
“Ini… apa yang terjadi?”
Seorang dokter dengan berani mendekat
dan berkata dengan terkejut, “Tuan muda Mont telah melewati masa kritisnya!?”
“Apa?” Semua orang berseru. Tuan muda
Mont tadi seperti sudah mau mati saja dan dalam sekejap mata saja dia sudah
melewati masa kritis?
Pemuda itu bertanya dengan cemas,
“Apakah tuan muda Mont sekarang sudah baik-baik saja?”
“Dia mematahkan tulang rusuknya dan
tulang itu menembus paru-parunya. Dia masih membutuhkan operasi.” Jawab Reva,
“Kirim dia ke ruang operasi dan carikan dokter yang terampil untuk melakukan
operasi ini!”
“Ini… sesimple itukah?” Pemuda itu
tercengang. Barusan tadi mereka semua mengatakan bahwa tuan muda Mont sudah mau
mati.
Ada sekelompok orang bergegas masuk
ke ruangan itu saat Reva yang baru saja hendak berbicara. Di antara mereka ada
Ronny dan Alan.
Pemimpin rombongan itu adalah seorang
wanita paruh baya yang berteriak begitu dia tiba di sini, “Bagaimana keadaan
anakku?”
“Reva, lancang sekali kau!” Ronny
berkata dengan keras, “Demi mencari nama dan performa yang baik kau sengaja
memaksa pasien untuk dikirim ke departemenmu.”
“Jangan bilang sekarang bahwa kau
tidak dapat melakukan apa-apa!”
“Apa maksudmu?” Wanita itu sangat
marah. Kondisi pasien yang sudah kritis tetapi dia masih memikirkan targetnya?
Para dokter yang berada di tempat itu
tahu apa yang sedang terjadi tetapi tidak ada yang berani berbicara. Ronny ini
memang sengaja mau menjebak Reva secara terang – terangan.
“Pasien sudah melewati masa kritis!”
ujar Reva.
“Aah?” Ronny tampak terkejut ketika
mendengar pernyataan Reva.
Menurut informasi yang diperolehnya
tadi pada dasarnya tuan muda Mont sudah tidak dapat bertahan hidup.
Bahkan jika ada seorang dokter hebat
seperti dokter Tanaka pun dia hanya mempunyai 10% keyakinan saja untuk
menyelamatkan tuan muda Mont. Jadi bagaimana mungkin tiba – tiba saja pemuda
itu sudah melewati masa kritisnya?
“Reva, kau jangan sembarangan bicara!
Alan menegurnya dengan kencang: “Lagipula, kau hanyalah seorang petugas
pembersihan yang dipindahkan ke departemen unit darurat. Kau juga tidak
memiliki keterampilan profesional yang memadai. Ini adalah masalah keselamatan
pasien jadi kau tidak boleh sembarang bertindak dan ceroboh!”
“Apa maksudmu?” Wajah wanita itu
tampak pucat: “Kau meminta seorang pembersih untuk merawat putraku?”|
Ronny buru-buru berkata: “Nyonya
Mont, aku benar-benar minta maaf karena adanya persaingan di antara berbagai
departemen di rumah sakit…”
“Tak perlu banyak omong! Kuberitahu
kalian, jika sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada putraku, aku tak
akan melepaskan kalian semua! “Wanita itu menjerit dan menunjuk ke Reva:
“Terutama kau, jika putraku dalam bahaya. , kau ganti dengan nyawamu!”
Reva mengerutkan keningnya dan
berkata: “Putramu baik-baik saja …”
“Diam kau! Kau hanyalah seorang
petugas pembersih, apa yang kau tahu!” Wanita itu meraung, “Direktur West,
suruh dia keluar, aku tidak ingin melihatnya!”
Ronny tampak sangat gembira, inilah
hasil yang dia inginkan.
“Tetapi, kata dokter Tanaka…”
Nyonya Mont: “Aku tak peduli siapa
dirinya. Jika dokter Tanaka tak dapat menerima, suruh dia datang menghadapku!”
Ronny tak tahan untuk tersenyum dan
melirik Reva: “Reva, kau dengar tidak? Kau dipecat!”
Di saat yang sama Alan juga segera
pergi ke ruang perawatan darurat.
Ketika dia melihat kondisi tuan muda
Mont dia juga sangat terkejut. Tuan muda Mont benar benar telah keluar dari
masa kritisnya. Sekarang tinggal melakukan operasi saja untuk menyelamatkannya.
Tingkat keberhasilannya juga sangat tinggi.
Dia segera memutuskan untuk melakukan
operasi sendiri. Dengan cara ini maka semua kredit ini menjadi miliknya!
Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 28"