Menantu Dewa Obat ~ Bab 30
Bab 30
Farmasi Shu.
Nara yang baru saja menjabat sebagai
ketua perusahaan Shu Group telah berada di dalam kekacauan di hari pertamanya
itu.
Bagaimanapun juga perusahaan ini
adalah perusahaan keluarga Shu. Kebanyakan anggota keluarga Shu memegang
peranan dan posisi penting didalamnya.
Meskipun Nara sudah menjabat sebagai
ketua perusahaan tetapi anggota keluarga dari keluarga Shu rata-rata tidak mau
mematuhi perintahnya dan hanya menganggapnya sebagai ketua diatas kertas saja.
Anggota keluarga Shu bahkan
mengatakan bahwa mereka jamin Nara akan diturunkan dari posisinya sebagai ketua
perusahaan dalam waktu tiga hari. Dan Nara juga tak akan bisa masuk ke dalam
kantor ketua.
Ruangan Nara yang dulu sudah tidak
ada lagi. Sebagai ketua perusahaan dia bahkan memindahkan mejanya dan duduk
disudut ruangan untuk bekerja.
Akibatnya, semua bawahannya memandang
remeh Nara, sang ketua. Mereka sama sekali tidak menganggapnya.
Tak hanya itu saja, di pagi itu juga
sudah ada beberapa perusahaan yang membatalkan kerjasamanya dengan perusahaan
Shu Group.
Tak diragukan lagi semua ini adalah
hasil kerja anggota keluarga Shu yang berada di balik layar.
Mereka sengaja melakukannya untuk menyingkirkan
Nara sebagai ketua perusahaan Shu Group.
Tetapi Nara adalah seorang yang keras
kepala. Meskipun dia mengalami semua kesulitan ini tetapi dia masih saja
bersikeras untuk bertahan dan menghadapi semuanya
Dan di pagi yang sama Nara yang
berada di ruangannya sibuk melakukan panggilan telepon untuk memperluas
jaringan networknya. Sementara itu semua bawahannya hanya duduk santai sambil
mengejeknya.
Pada siang hari Reva datang ke
perusahaan. Lalu dia disambut dengan hinaan dan ejekan dari mereka semua ketika
dia baru saja masuk ke kantor itu.
“Bukankah ini suami Nara yang tidak
berguna itu?”
“Buat apa dia datang ke perusahaan?”
“Masih perlu dijelaskan? Istrinya
sekarang kan ketua perusahaan ini. Dia sengaja datang kesini untuk pamer
kekuasaannya di depan kita!”
“Brengsek, apa dia tak punya kaca
dirumah? Apa yang bisa dipamerkan oleh gelandangan tak berguna seperti dia?”
“Ini kan penyakit orang miskin. Dia
hanya ingin pamer saja karena dia juga tak tahu berapa lama Nara akan dapat
bertahan untuk menjabat ketua perusahaan ini!”
Reva berjalan ke atas dan melihat
Nara yang masih sibuk.
“Mengapa kau datang kesini?” tanya
Nara dengan terkejut.
Reva tersenyum dan berkata, “Ini
sudah tengah hari, aku datang ke sini untuk mengajakmu pergi makan siang.”
“Kau masih ada niat untuk pergi
makan?” Xavier masuk dengan mencibir: “Nara, barusan aku menerima beberapa
panggilan telepon dan ada tujuh belas perusahaan lagi yang membatalkan semua
pesanan kita.”
“Benarkah?” Kesya tersenyum dengan
licik, “Aduhh kalau begitu orderan perusahaan kita sepertinya sudah hilang
semua!”
“Benar sekali!” Xavier mencibir: “Di
hari pertamanya menjabat sebagai ketua perusahaan sudah kehilangan semua
pesanan. Nara, kau memang benar-benar hebat!”
Kesya dan Xavier tertawa dengan
senang dan berjalan pergi. Raut wajah Nara terlihat pucat..
Tak lama kemudian ada beberapa
karyawan yang datang menghadap.
“Ketua, kami ingin mengundurkan diri!
Bisakah kau membayar gaji kami?”
“Apa?” Raut wajah Nara terlihat
sangat muram. Mereka semua adalah karyawan perusahaan yang cukup handal.
“Kenapa kalian tiba-tiba ingin
mengundurkan diri?”
Seorang karyawan menjawab: “Semua
orang mengatakan perusahaan ini akan bangkrut. Perusahaan bahkan tidak memiliki
satupun pesanan lagi. Jika kami tidak segera mengundurkan diri apakah kau ingin
kami semua mati kelaparan?”
“Ini … ini hanya sementara …” ujar
Nara dengan resah, “Aku sedang mencoba membuat pesanan di tempat lain.
Perusahaan kita tidak akan bangkrut!”
“Huhh, kalau hanya ngomong itu
gampang, tetapi untuk mendapatkan kontrak pesanan itu tidak mudah sekarang.”
Seorang karyawan berkata dengan tegas:”Sudahlah, Nara, cukup dengan semua omong
kosongmu itu. Hari ini juga aku akan mengundurkan diri. Kau bayarlah gaji kami
semua. Jika tidak, aku akan menuntutmu!”
“Ya, bayar gaji kami secepatnya!”
“Jika kau berani menunda membayar
gaji kami maka bersiaplah kau untuk masuk penjara!”
Saat ini semua terlihat begitu kacau
bahkan karyawan yang ingin mengundurkan diri juga semakin banyak dan mereka
semua berteriak satu sama lain. Mereka menuntut untuk mengundurkan diri.
Wajah Nara tampak buruk sekali
sekarang. Jika semua karyawan ini mengundurkan diri maka perusahaan ini
hanyalah sebuah cangkang kosong saja.
Bersamaan dengan itu Reva keluar dan
menghadapi mereka semua: “Semuanya, tolong sabar sebentar. Nara baru saja
mengatakan bahwa perusahaan akan segera menandatangani pesanan baru, mengapa
kalian semua begitu khawatir?”
“Hei kamu pikir kamu siapa? Orang
sepertimu tak punya hak berbicara disini!”
“Kau hanyalah menantu keluarga Shu,
gelandangan tak berguna dan lelaki parasit. Orang sepertimu masih berani
mencoba untuk mengatur disini! Dasar gembel tak tahu diri!”
“Huhhh, apakah dia ini bisa dianggap
sebagai nyonya kelua? Hahaha, selir ikut campur masalah politik!”
Melihat itu Xavier dan Kesya tertawa
kesenangan. Karyawan – karyawan ini telah di hasut oleh mereka.
Reva mengernyitkan alisnya sedikit
dan berkata dengan tegas: “Aku tidak ingin banyak ngomong dengan kalian semua.
Jika kalian ingin mengundurkan diri aku tidak akan menahan kalian semua. Jika
kalian tidak mengundurkan diri aku dapat menjamin bahwa dalam tiga hari ini
perusahaan pasti akan mendapatkan pesanan sebanyak 300 juta dolar. Bonus kalian
tidak akan berkurang sepeserpun!”
Situasi seketika tenang untuk
beberapa saat lalu tiba – tiba saja ada seseorang yang menyeletuk:”Ehh menantu
gembel, ternyata kau bukan hanya pintar melayani istrimu tetapi juga pintar
membual!”
“Ha ha ha……”
Semua orang tertawa dan Nara menjadi
semakin cemas: “Reva, apa yang kau bicarakan?”
Reva membuat isyarat meyakinkan ke
arah Nara dan tersenyum dengan santai: “Sudahlah, mau mengundurkan diri atau
tidak, kalian bisa pilih sendiri.”
Dan pada akhirnya lebih dari setengah
karyawan itu memilih untuk tinggal. Hanya sebagian kecil dari mereka saja yang
memilih untuk mengundurkan diri dan menuntut Nara untuk membayar gaji mereka.
Nara kembali dibuat pusing oleh
masalah ini karena tidak ada lagi uang yang tersisa di rekening perusahaan.
Semua pesanan telah dibatalkan dan
pengembalian dana deposit itu tidak kecil jumlahnya.
Jika masih juga tidak ada pesanan
baru yang dapat ditandatangani maka perusahaan tidak memiliki likuiditas lagi
yang artinya perusahaan ini akan bangkrut!
Reva melanjutkan ucapannya: “Untuk
kalian yang mengundurkan diri, gaji tetap diproses sesuai dengan aturan yang
berlaku. Dalam lima hari kerja, gaji kalian akan di kreditkan ke dalam kartu
kalian masing – masing!”
Setelah semua persoalan itu diatur
mereka pun bubar.
“Reva, kau.. apa yang kau lakukan
tadi itu?” keluh Nara dengan suara rendah, “Apa kau tahu bagaimana situasi
perusahaan sekarang?”
Reva terkekeh dan berkata: “Nara,
jangan khawatir. Dalam tiga hari ini aku pasti akan mendapatkan setidaknya 300
juta pesanan!”
“Ini.. bagaimana mungkin?” ucap Nara
dengan gelisah: “Dulu saja perusahaan tidak bisa mendapatkan pesanan lebih dari
200 juta dalam setahun.”
Reva tersenyum dan berkata, “Itu kan
dulu.”
“Sekarang lebih sulit lagi! Dan juga
tadi mengapa kau menyetujui mereka semua untuk mengundurkan diri?”
“Jangan khawatir, mereka akan
menyesalinya!”
Nara melirik Reva dengan curiga.
Sejak kapan dia menjadi begitu percaya diri?
Reva berjalan ke sudut ruangan,
mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada Kenji: “Buatkan sebuah
pengumuman, perusahaan kami akan merilis obat baru yang dapat mengobati tiga
jenis kanker dan kami menerima pesanan mulai hari ini juga!”
Setelah melakukan semua ini, Reva
berpura – pura seperti orang biasa dan mengajak Nara keluar untuk makan siang.
Keduanya baru saja keluar dari
perusahaan dan sebuah Audi hitam pun melaju mendekati mereka.
“Nara!” Alan menjulurkan kepalanya:
“Masuk ke mobil yok, aku akan mengajakmu makan siang!”
Dia mengabaikan Reva seakan tak
melihatnya saja.
Reva meraih tangan Nara dan terkekeh,
“Maaf, Nara akan pergi denganku siang ini.”
Alan mengerutkan keningnya. Sejak
kapan Nara memperlakukan Reva dengan sangat baik?
Alan memalingkan matanya dan dengan
tetap tersenyum dia berkata, “Tidak apa-apa, kalau begitu kebetulan sekali,
kita pergi makan bertiga saja.”
Reva: “Kita berdua ini mau pergi
makan berdua, tidak enak mengajakmu ikut juga.”
“Ngomong-ngomong, mari kita bicarakan
tentang pesanan perusahaanmu.” Alan berkata sambil tersenyum: “Nara, kau mau
tahu tidak mengapa tiba-tiba ada begitu banyak pesanan di perusahaanmu yang
dibatalkan?”
Raut wajah Nara langsung berubah dan
dia bertanya dengan gugup, “Kenapa?”
Alan tersenyum dengan bangga:
“Masuklah ke mobil, aku akan memberitahumu perlahan lahan!”
Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 30"