Menantu Dewa Obat ~ Bab 34
Bab 34
“Reva, kau sudah gila yah? Darimana
kau akan mendapatkan uang sebanyak itu untuk membayar?” Alina bertanya dengan
marah, “Situasi sudah seperti ini kau masih saja asal bicara dengan semua bos
ini?”
Axel: “Yah, saat seperti ini,
seharusnya kau meminta bos – bos ini memberikan tenggang waktu beberapa hari
lagi. Cepat kau minta maaf dengan mereka!”
“Tidak perlu meminta maaf!” Reva
menggelengkan kepalanya: “Pa, Ma, kalian ingat saja dengan apa yang mereka
katakana. Nanti jika mereka semua memohon kepada kalian jangan bersimpati
kepada mereka yah!”
“Apa..apa yang kau katakan?” Axel dan
Alina tampak bingung.
Xavier: “Gila! Gila! Dia mulai
sinting, asal bicara seenaknya saja!”
“Kami memohon kepada kalian? Hahaha,
apa kalian dengar? Dia bilang kami akan memohon kepada mereka?” Sekelompok
pedagang bahan itu juga tertawa.
Semua orang di sekitar mereka menatap
Reva seperti orang idiot.
Wajah Nara menjadi pucai dan
berbisik, “Reva, sudahlah, aku … aku akan menandatanganinya. Mungkin aku memang
benar-benar sudah ditakdirkan tidak dapat menjadi ketua!”
Reva meraih tangan Nara dan berkata:
“Percayalah, itu milikmu, tidak ada yang bisa merebutnya!”
Mata Nara basah dengan air matanya.
Dia juga tidak rela. Tetapi apa yang bisa dia lakukan sekarang?
Austin dan Reva sudah tak ada
hubungan lagi. Dan Reva masih dapat begitu percaya diri?
Di saat yang sama terdengar keributan
di luar pintu.
Gerombolan supplier bahan yang
menghalangi pintu gerbang langsung didorong pergi oleh sekelompok pria
berpakaian serba hitam.
Di belakang mereka ada seorang lelaki
tua dengan rambut beruban yang datang dengan tergesa gesa.
“Yang mana direktur Shu, Nara Shu?”
lelaki tua itu bertanya dengan tergesa-gesa.
Nara semakin bingung. Dia tidak
mengenal lelaki tua ini.
“Aku.”Jawa Nara. Kau adalah…..?”
“Kau adalah direktur Shu!” Pria tua
itu bergegas dan berkata dengan hormat, “Halo, perkenalkan aku Jordan!”
“Jordan!?” Orang-orang di sekitarnya tiba-tiba
berseru.
Nama ini sangat dikenal semua orang
dalam dunia medis.
Dia adalah pemilik perusahaan Bintang
Farma yang merupakan perusahaan farmasi terbesar di provinsi Yama. Bahkan
perusahaan Shim Group pun tak ada apa-apanya dibandingkan dengan perusahaannya!
“Ternyata direktur Jordan!” Tommy
bergegas mendatangi dan menyapanya: “Halo, direktur Jordan, perkenalkan aku
Tommy dari….”
Jordan sama sekali tidak
menanggapinya dia hanya menatap Nara dengan hormat:”Direktur Shu, kali ini saya
datang untuk membahas kerja sama dengan perusahaan anda. Aku ingin menjadi
distributor utama dari obat baru yang sedang dikembangkan oleh perusahaan
anda.”
“Tentu saja, aku juga tahu bahwa
untuk menjadi distributor utama skala nasional itu adalah ambisi yang cukup
tinggi. Tetapi aku memberanikan diriku untuk membahas kerjasama ini dengan
direktur Shu. Apakah dapat memberikan hak distributor untuk tiga provinsi
selatan kepadaku?”
Semua orang langsung tertegun. Di
depan Jordan, Perusahaan Shu Group itu tak ada apa – apanya.
Jordan adalah satu – satunya orang
yang membuat keputusan dengan perusahaan mana farmasinya akan bekerja sama. Dan
dia juga tidak pernah mendiskusikan ataupun menundukkan kepalanya dengan
siapapun.
Tetapi sekarang dia dengan begitu
sopannya mengajak Nara berdiskusi mengenai hal ini? Apa yang sedang terjadi
disini?
“Apakah dia benar Jordan?” Xavier
bertanya-tanya.
“Itu sudah pasti!” Tommy
menggertakkan giginya: “Aku pernah bergabung dengan Federasi Perusahaan Farmasi
sebelumnya dan aku.. aku pernah bertemu dengannya beberapa kali…”
“Lalu… apa yang terjadi sebenarnya?”
“Obat baru? Jangan – jangan obat yang
menyelamatkan putri Austin itu?”
Wajah Tommy langsung terlihat pucat
pasi. Dia tiba-tiba menyadari bahwa segala sesuatunya telah di luar kendali
dia.
Nara terlihat bingung: “Obat…obat
baru?”
“Ya, obat baru!” sambil tersenyum
Jordan berkata, “Direktur Shu, aku tahu bahwa ini adalah rahasia komersial.
Kita tidak akan membahasnya di luar sini.”
“Demi menyatakan ketulusanku, aku
telah membawa kontraknya bersamaku. Hak distributor untuk tiga provinsi selatan
bernilai lima ratus juta dolar, bagaimana menurutmu direktur Shu?”
Ketika pernyataan ini terlontar semua
orang yang berada disana langsung gempar.
Lima ratus juta dolar dalam satu
tembakan? Bukankah perusahaan ini akan langsung melejit?
Semua supplier bahan yang berada
disana juga jantungnya berdetak lebih cepat dari yang biasanya. Dengan pesanan
yang begitu besar jika mereka juga dapat ikut serta mensuplai bahan – bahan
itu, bukankah mereka juga akan mendapat keuntungan yang begitu banyak?
Post a Comment for "Menantu Dewa Obat ~ Bab 34"