Perintah Kaisar Naga ~ Bab 291
Bab 291
Brad gemetaran melihat tampang ayahnya,
tetapi dia menganggukkan kepalanya juga.
“Bangsat, saya menyuruhmu instropeksi
diri di rumah, kamu malah tidak berubah, akan saya
pukul sampai mati..…...”
Sambil memarahi anaknya dia mengambil
sebuah bangku dan menghantamnya ke tubuh Brad, bangkunya juga hancur
berantakan!
Dave sampai tertegun dibuatnya, dia
juga tidak menyangka Willy akan memukul anaknya dengan begitu ganas, hal ini
menyebabkan dia merasa serba salah.
“Suamiku, hentikan, anakmu bisa mati
di tanganmu!”
Tiara mencegah suaminya dengan sekuat
tenaga.
Tetapi Willy tidak mau mendengar kata
katanya, terus memukul dengan bertubi tubi kepala dan wajahnya, sampai Brad
menangis dan memohon ampun!
“Tuan Dave, untuk masalah ini saya
akan memberimu pertanggung jawaban, selain itu masalah keluarga Wibowo, saya
juga akan mencari jalan untuk mengatasinya!”
Willy Aston menatap Dave sambil
berkata.
“Masalah Keluarga Wibowo, akan saya
bereskan sendiri, Pak Walikota tidak usah khawatir!” Dave melirik sekejap
kearah Brad yang sekarat, lalu melanjutkan kata katanya: “Untuk putramu, saya
tidak akan permasalahkan lagi, hajaran ini agar dia senantiasa ingat!”
Semula Dave datang dengan emosi
membunuh yang menggebu–gebu, tetapi sekarang melihat tindakan Willy
kemarahannya sudah surut sebagian, hal ini boleh dikatakan Brad mempunyai orang
tua yang sangat baik.
Meninggalkan rumah Willy, Dave
kembali lagi ke kediaman Tanaka, Yuki pasti membutuhkan
perhatian lebih setelah mengalami
masalah ini!
Di sisi lain di Rumah Sakit Surau,
pada malam hari Erick sudah mendapat kabar kepala
Keluarga Wibowo akan datang sendiri
ke Kota Surau dengan membawa sepuluh orang jagoan berilmu tinggi!
Sepuluh orang ini semuanya
berpenampilan kuat, pelipis mereka menonjol menandakan orang orang yang berilmu
tinggi!
Melihat putranya yang terbaring di
ranjang rumah sakit, air muka Askara Wibowo Sangat tidak enak dipandang, di
Kota Surau yang kecil ini, ternyata masih ada orang yang berani turun tangan
terhadap anaknya.
“Ayah, akhirnya kamu datang, saya
sudah jadi orang cacat, kakiku sudah cacat, tidak bisa sembuh lagi!”
Melihat kedatangan ayahnya, Erick
seketika mengadu sambil menangis.
“Jangan menangis terus, berlaku tegar
jangan memalukan! Askara menatap tajam kepada Erick: “Kamu bahkan berani
menyandera Nona Keluarga Tanaka, apakah kamu mengira dirimu sudah tidak ada
tandingan di dunia ini?”
Kelihatannya Askara telah mengetahui
seluk beluk masalah yang terjadi.
Erick yang sudah dimarahi ayahnya
tidak berani mengatakan apa apa, sedangkan Askara merasa sakit hati melihat
penderitaan putranya, anak satu satunya kesayangan dia, di hari
biasa mana pernah dia menderita
seperti ini!
“Pergilah cari Direktur Rumah Sakit
ini!”
Askara memerintah seorang anak
buahnya.
Dengan cepat, anak buahnya telah
membawa seorang yang berpakaian jas putih dan memakai kacamata, orang ini
adalah Direktur Rumah Sakit!
“Kamu adalah Direktur di Rumah Sakit
ini?” Askara bertanya dengan dingin.
“Tuan Wibowo, saya adalah pemimpin di
rumah sakit ini!”
Direktur rumah sakit itu ketakutan
sampai kakinya lemas dan gemetar.
“Bagaimana keadaan kaki putraku?”
“Bagaimana keadaan kaki putraku?”
“Tuan Wibowo, kaki putramu telah
dihancurkan orang dengan tenaga luar sehingga seluruh tulang kakinya hancur
lebur, tidak ada cara untuk menyambung kembali, untuk selanjutnya hanya bisa
mengandalkan tongkat!” Dokter kepala itu menjelaskan dengan hati hati.
“Tidak berguna!” Askara memberi
sebuah tamparan keras kepada Direktur Rumah Sakit itu: “Saya tidak mau tahu
kamu menggunakan cara apa, pokoknya harus menyembuhkan kaki putraku, kalau
tidak akan saya bunuh seluruh anggota keluargamu!”
BAM.......
Direktur itu sudah berlutut diatas
tanah, dan memohon dengan tampang memelas: “Tuan Wibowo, rumah sakit kami benar
benar tidak ada cara untuk memulihkan kondisi putramu, kamu bisa membawanya ke
Rumah Sakit besar atau berobat ke Luar Negeri, semoga bisa ketemu caranya,
walaupun kamu membunuh saya juga tidak ada gunanya!”
Askara melihat tampang Direktur itu,
dia telah tahu rumah sakit ini memang tidak mampu mengobati putranya, sehingga
dia pun tidak mempersulit Direktur itu lagi, tetapi dia memerintah anak
buahnya: “Siapkan mobil, kirim Tuan Muda pulang ke Kota Itaka untuk berobat!”
Dengan cepat, Erick sudah diantar
pulang ke Kota Itaka, sedangkan Askara sambil menatap pemandangan malam Kota
Surau, dengan mata yang dingin berkata: “Berani membuat cacat kaki putraku,
maka saya akan membuat seluruh Kota Surau menemaninya!
Post a Comment for "Perintah Kaisar Naga ~ Bab 291"